Rabu, 17 Juni 2009

ETALASE

Desain Jemuran Praktis





Konsep desain ini memberikan kesan ringan dari karakter bentuk, warna dan bahan yang digunakan. Tampil dengan hemat ruang tentu menghadirkan nuansa berbeda dari desain jemuran yang sudah ada. Seri dan panjang batas jemurbisa diatur sedemikian rupa sehingga tidak perlu repot menggunakan alat bantu lain.

1. Alat ini dapat digunakan secara sambung menyambung,makin panjang sambungan maka makin banyak pula pakaian yang bisa dijemur. pada fitur pertama ini jemuran bisa digunakan dengan digantung dengan cara memasang alat gantung pada bagian samping yang tela disediakan.fungsi jemur alat ini terdapat dua macam yaitu dengan meletakkan hanger pada bagian samping.

2. fungsi jemur yang kedua adalah dengan cara meletakkan pakaian pada barisan aluminium yang telah disediakan.

3. pada tampak atas barisan ruang jemur tampak luas dan jarak yang optimal sehingga panas akan rata mengeringkan pakaian yang dijemur.

4. Selain tiga fungsi tersebut di atas satu persatu bagian alat ini juga dapat ditempelkan sesuai keinginan sehingga dapat menghemat ruang dan tampak elegan tanpa mengurangi estetika rumah.

BLANK-TOP





Pada karya desain ini, desainer menggunkan proses mindmapping dan kombinasi dari proses SKAMPER. Desainer menggunakan analogi musik gamelan jawa dan jazz sehingga diperoleh duo visualisasi, yaitu motiv batik, blangkon dan topi ala jazz. Sehingga di temukan dua topi yaitu topi jazz dan blangkon.

Duo sisi

Topi ini menggunakan tipe duo sisi yaitu bisa digunakan dengan arah kedepan dengan tampilan blangkon, karena berdasarkan bahan didominasi oleh karakter jawa. Sedangkan sisi lain tampil sebagai topi jazz seperti gambar di atas.

Segmentasi

Desain Blank-top ini cocok dan sangat pantas untuk para remaja yang notabene mulai tergerus orientasi tren yang tidak karuan juntrungnya. Desainer lebih ramah memperkenalkan kembali budaya daerah melalui aplikasi yang tidak monoton. Dengan konsep jazz para muda-mudi akan terasa fleksibel ketika mengikuti even-even remaja seperti konser musik dan ajang kreasi lain namun tetap membawa ikon budaya daerah yaitu batik. Sedangkan pada sisi blangkon muda-mudi lebih bisa merasakan diferensiasi ketika sedang berada pada komunitas kreatif dan style uptodate supaya sedikit banyak remaja akan terbiasa dengan eksplorasi budaya yang sebenarnya masih banyak dan belum sepenuhnya termaksimalkan.

Proses desain

1. Mindmapping

2. SKAMPER

3. Sketsa

4. Eksplorasi bahan

5. Pembuatan

Presentasi desain


Sebuah produk desain tidak akan lepas dari marketing dan presentasi yang ‘menjual’. Se-sempurna apapun desain dari produk yang dihasilkan tidak akan dikatakan sukses jika tidak laku dipasaran. Sehingga dibutuhkan skil dan daya saing antar desainer lokal agar tidak kalah dengan produk asing. Selain pada slide yang menarik dan mahal (jika anda mempersiapkan pesan pada agency grafis profesional) tentu kemampuan verbal harus jelas.Berikut deskripsi presentasi yang ‘menjual’ :

1. Membuka presentasi dengan penuh kesan,

Laku tidaknya sebuah presentasi adalah berada di awal. Pada awal presentasi manfaatkan daya tarik audiens. Sebelumnya pahami dahulu bagaimana karakter audiens dengan mendengarkan presentasi teman sebelumnya atau bertanya pada host dari penyelenggara forum tersebut. Jika karakter audiens tipe serius dan kaum intelek, sebaiknya menggunakan opening dengan prolog yang rapi. Artinya gunakan proses analisis yang jelas, mulai dari studi permasalahan sampai proses penemuan ide yang digunakan. Tentu saja menggunakan bahasa yang lugas dan baku, artinya tidak perlu neko-neko ketika berpresentasi di hadapan kaum intelelek. Dasar dan sistematika harus sangat diperhatikan. Berbeda dengan cara berpresentasi di hadapan audiens yang gemar humor atau kalangan kreatif. Sebaiknya kita menggunakan opening yang ‘wah’, yaitu dengan humor yang tentu saja belum pernah terpublikasi alias hasil karya sendiri namun tetap uptodate.

2. Sampaikan permasalahan yang ingin diselesaikan,

Secara sistematis sampaikan sebab-akibat atau akibat-sebab mengapa kita mendesain suatu produk. Lebih memperjelas pada aspek mana kita menyelesaikan masalah tersebut_Entah dari kebudayaan, ekonomi, sosial, agama dsb. Agar audien dapat menempatkan fokus kemana arah penyelesaian anda terhadap masalah tersebut. Sampikan dengan urut , tentunya telah dipersiapkan sebelumnya.

3. Proses pembuatan,

Audiens sangat penasaran pada sesi ini, karena pengetahuan akan banyak didapat dari proses pembuatan. Sehingga jangan sampai sia-siakan rasa ingin tahu para audiens, manfaatkan dengan slide yang informatif tentu dengan foto-foto proses desain kita. Jelaskan secara rinci mana yang perlu dan penting. Jangan sampai terjebak pada satu sesi sehingga akan menghabiskan waktu kita

4. Keunggulan desain dari produk sendiri,

Gak narsis gak eksis, itulah slogan bagi seorang calon-calon sukses. Selain menjelaskan permasalahan dan proses yang dilakukan, seorang desainer tentu paham betul apa keunggulan dari produk desainnya sendiri. Menyampaikan dengan penuh percaya diri akan mampu keunggulan desainnya sehingga akan tersampaikan pada audiens dengan baik. Tugas presentator adalah mempengaruhi audiens sampai mereka yakin akan mengakui bahkan membeli produk kita.

5. Intermezzo,

Tidak mungkin semua audiens ska dengan gaya kita begitu saja, agar bisa memperkecil kemungkinan tersebut siapkan intermezzo yang bisa menggugah inspirasi mereka. Tentu saja dengan sesuatu yang fres pula.

6. Segmentasi desain,

Sebuah produk tentu memilki arah bidik kemana dan untuk siapa. Kita jangan sampai melupakan hal tersebut karena audiens akan segera mempublikasikan presentasi kita pada khalayak. Dan jika sudah jelas arah segmentasinya mereka pun akan lebih cepat menyebarkan berita tersebut.

7. membuka sesi pertanyaan

agar terjalin komunikasi dua arah tentu kita harus membuka peluang audiens untuk bertanya. Dan siapkan segala bentuk jawaban dari berbagai pertanyaan seputar presentasi kita dengan lugas dan jelas pula. Jika audiens masih belum jelas dengan jawaban kita gunakan analogi atau contoh lain.

8. sampaikan kontak yang bisa dihubungi

agar lebih memperluas jaringan kita harus memberikan alamat, no telepon, email, website, blog, facebook dsb agar kelanjutan hubungan bisa terjalin dengan baik.

9. minta kritik dan saran dari audiens

tiada gading yang tak retak, agar penamilan kita semakin baik dan baik kita harus membuka seluas-luasnya kritik dan saran dari audiens. Baik secara verbal atau berupa feedback.

10. Penutupan presentasi dengan jelas dan mengenang

Sebuah image dikatakan baik tidaknya presentasi, kita harus mempersiapkan ending yang berkesan pula. Agar penampilan kita selanjutnya akan selalu dinanti banyak orang. Dan tentu tidak lupa, tujuannya agar image produk kita selalu dikenal dan diminati oleh banyak orang.

Desain kap lampu dari barang bekas


Mudah dan praktis itu yang pertama kali muncul pada setiap orang yang melihatnya. Hanya bermodalkan Botol bekas kemudian dikaitkan dengan komposisi yang tepat itu saja. Namun tidak hanya sesederhana itu rupanya, faktor pencahayaan sangat berpengaruh terhadap kualitas karya desain ini. Melalui sela-sela antar botol menghasirkan nuansa berbada ketika dinyalakan dalam ruang tamu. Warna hijau memberikan kesan sejuk dan dingin meskipun dalam keadaan panas. Karena visualisasi sangat berperan andil dalam setiap ruang.


TOPI ALA LOGO DESPRO ITS


desain topi ini didapat dari sebuah ide yang menganalogikan sebuah lambang sebagai tutup kepala, bentuk simpel dan ringan menjadikan karya ini begitu unik dan terkesan elegan. unsur budaya tetap mengiringi bentuk lingkar topi ini. topi ini cocok untuk mengikuti sebuah acara yang melibatkan ajang kreatif muda, keadaan tanpa atap, dan aksi panggung yang menampilkan warisan budaya indonesia








Tidak ada komentar:

Posting Komentar